Saat ini telah dikembangkan berbagai macam perkembangan dan
penerapan bioteknologi di bidang pertanian, peternakan, dan pemberantasan hama
untuk mengatasi kebutuhan pangan yang semakin meningkat. Berkembangnya jumlah
penduduk di bumi menyebakan manusia memerlukan bioteknologi untuk menghasilkan
makanan dalam jumlah banyak namun dalam waktu singkat. Berikut ini adalah
beberapa contoh penerapan bioteknologi di bidang pertanian, peternakan, dan
pemberantasan hama.
Kultur jaringan (Tissue Culture)
Kultur jaringan adalah salah satu contoh bioteknologi yang
sedang berkembang akhir-akhir ini. Kultur jaringan adalah membiakkan jaringan
tanaman yang ditumbuhkan dalam media buatan sehingga menjadi tanaman yang
sempurna. Pada prinsipnya, cara ini tidak berbeda dengan cara perkembangbiakan
vegetative, yaitu menyetek.
Kultur jaringan pertama kali dilakukan oleh F.C. Steword,
seorang ahli fisiologi tumbuhan Amerika Serikat pada tahun 1958. Saat ini,
kultur jaringan semakin dikembangbiakkan yaitu dengan menambah zat pengatur
tubuh (hormone tumbuh) pada media kutur jaringan, misalnya hormone auksin dan
hormone sitokinin.
Kultur jaringan merupakan metode yang banyak dipilih Karena
sangat menguntungkan. Melalui kultur jaringan, dapat diperoleh keuntungan :
·
Bibit (hasil) yang didapat berjumlah banyak
dalam waktu singkat.
·
Sifat tanaman baru sama persis dengan sifat
induknya.
·
Dapat menghasilkan tanaman baru yang bebas
virus.
·
Dapat menghasilkan tanaman baru dengan
sifat-sifat yang dikehendaki.
·
Dapat digunakan sebagai upaya konservasi
tumbuhan langka.
Hidroponik
Hidroponik adalah contoh bioteknologi yang saat ini
menjanjikan potensi bisnis yang sangat menguntungkan. Hidroponik adalah suatu
cara bercocok tanam dengan menggunakan media air. Hidroponik merupakan sistem
perairan modern tanpa menggunakan lahan atau tanah. Tanaman yang ditanam secara
hidroponik memperoleh zat hara melalui pipa-pipa air atau dengan cara
disiramkan.
Kloning
Kloning adalah “rumpun” makhluk hidup hasil perbanyakan
secara vegetative. Jadi, cloning sebenarnya adalah perbanyakan organisme secara
vegetative. Oleh karena itu, cloning sebenarnya bukanlah hal baru karena
manusia sudah biasa melakukannya, misalnya pada pembuatan setek ketela pohon
atau singkong, ketela rambat, atau pada tumbuhan lain.
Istilah cloning menjadi istilah yang sangat popular karena
cloning dilakukan pada hewan tingkat tinggi dan ada manipulasi genetis dalam
proses penahapannya. Ilmuwan Skotlandia, Dr. Ian Wilmut pada tahun 1997
mengumumkan bahwa dia berhasil mengklon domba yang dinamakan domba Dolly. Dolly
adalah hewan pertama yang merupakan hasil cloning.
Domba Dolly ini tumbuh dari sebuah sel induk yang
dikembangkan pertumbuhannya. Oleh karena itu, Ian Wilmut mengatakan bahwa nilai
sesungguhnya dari penelitian cloning bukanlah Dolly yang diciptakan di
laboratorium, melainkan supaya ilmuwan bisa mengetahui bagaimana sel bekerja
dengan baik.
Dari hasil penelitian Dr. Ian Wilmut, para ilmuwan dapat
belajar banyak bagaimana sel tunggal dapat berkembang menjadi makhluk hidup
yang memiliki sel lengkap seperti makhluk hidup hasil reproduksi generative.
Teknik rekombinasi gen
Saat ini perkembangan bioteknologi di bidang pertanian dan
peternakan sudah berlangsung hingga pada teknik rekombinasi gen. teknik
rekomendasi gen adalah mengganti atau menambah DNA dari luar susunan DNA asli
dalam satu sel. Teknik ini juga disebut rekayasa genetika. Rekayasa genetika
atau manipulasi teknik dalam genetika ini digunakan untuk mendapatkan kombinasi
sifat turunan yang diinginkan.
Teknologi rekombinasi gen dalam bidang pertanian misalnya
melalui rekayasa genetika terhadap bakteri Rhizobium dan Azotobacter dapat
diperoleh keturunan (bakteri strain) yang mempunyai kekuatan mengikat nitrogen
bebas di udara lebih banyak. Pemakaian bakteri Rhizobium yang telah direkayasa
secara genetika ternyata dapat meningkatkan produksi kacang kedelai sampai 50%.
Di bidang peternakan, juga telah dilakukan penelitian
rekayasa genetika terhadap hewan misalnya domba. Rekayasa genetika pada hewan
bertujuan untuk memperoleh sifat keturunan hewan dengan sifat-sifat sesuai yang
diinginkan manusia.
Membuat mutan
Mutan bukan hanya ada di film-film fiksi ilmiah atau power
ranger. Mutan adalah salah satu produk yang berkembang karena bioteknologi.
Mutan adalah individu yang mengalami mutasi. Mutasi adalah perubahan susunan
gen atau kromosom sehingga menyebabkan perubahan sifat menurun. Mutasi dapat
terjadi secara alamiah dan secara buatan.
Mutasi dapat dilakukan dengan radiasi. Radiasi merupakan
pemberian unsur radioaktif terutama sinar gamma. Dari teknik radiasi sinar
gamma telah dihasilkan padi jenis unggul, misalnya Atomita I, Atomita II,
Atomita III, dan Atomita IV. Padi Atomita II juga tahan terhadap serangan
bakteri pucuk (Zanthomonas Oryzae).
Selain pada bidang pertanian dan peternakan, perkembangan
bioteknologi juga bisa kita lihat pada bidang pemberantasan hama. Pengendalian
hama dan penyakit pada tanaman budidaya dengan menggunakan pestisida banyak
menimbulkan dampak negative, misalnya menimbulkan resistensi pada hama target,
bahkan membunuh hewan nontarget.
Pengendalian hama yang tidak mempunyai dampak negative,
yaitu dengan menggunakan musuh alami berupa predator. Contohnya pengendalian
kutu-kutu loncat dengan semut rang-rang, pengendalian hama tikus dengan burung
hantu, pengendalian larva Lepidoptera penyerang kubis dengan bakteri Bacillus
thuringiensis, dan sekelompok kapang Tricodshima konigii yang digunakan untuk
pengendalian penyakit tumbuhan.
Trichdsima koningii ini cukup dikenal di daerah Lampung dan
Kalimantan Barat. Penggunaan predator untuk mengendalikan hama juga merupakan
penerapan bioteknologi.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai penerapan
bioteknologi di bidang pertanian, peternakan, dan pemberantasan hama. Semoga
tulisan ini bermanfaat untuk kita semua.
0 komentar:
Posting Komentar