Pengertian gempa bumi
Gempa bumi
atau earthquake adalah peristiwa alam berupa getaran atau goncangan tanah yang
terjadi pada kulit bumi dan umumnya diawali oleh patahnya lapisan tanah/batuan
di dalam kulit bumi, gunung meletus, runtuhnya dinding/atap gua serta lepasnya energi secara mendadak. Gempa yang
terjadi akibat proses pergerakan lempeng disebut gempa bumi tektonik.
Sebenarnya,
gempa bumi terjadi setiap hari, hanya saja skalanya sangat kecil dan lemah
sehingga tidak terasa dan tidak menimbulkan kerusakan yang besar. Pada umumnya,
gempa bumi yang terjadi dalam skala besar biasanya diikuti dengan gempa susulan
dalam skala kecil secara beriringan.
Ukuran
besar kecilnya kerusakan di suatu tempat akibat adanya gempa bumi disebut
magnitude atau yang umumnya dinyatakan dengan intensitas gempa. Intensitas
merupakan fungsi dari magnitudo, jarak ke episentrum, lama getaran, kedalaman
gempa, kondisi tanah, dan keadaan bangunan. Skala yang umum digunakan untuk
menghitung kekuatan gempa adalah skala Richter.
Tanda-tanda terjadinya gempa bumi
Pada
umumnya ada beberapa gejala atau tanda terjadinya gempa bumi. Gempa vulkanik
biasanya didahului oleh terjadinya gempa bumi lokal di sekitar gunung api
dengan intensitas yang sering, adanya suara gemuruh di dalam gunung,
meningkatnya suhu di kawah gunung, keringnya mata air di sekitar gunung, dan
turunnya hewan dari puncak gunung.
Adapun
gejala atau pertanda yang muncul sebelum terjadinya gelombang tsunami akibat gempa bumi tektonik yang terjadi di
dasar laut adalah airnya surut secara tiba-tiba. Selang beberapa menit kemudian
akan muncul ombak dengan gelombang besar. Tanda-tanda tersebut dapat dijadikan
acuan untuk mengenal fenomena alam sebelum terjadinya gempa bumi.
Macam-macam gempa bumi
Ada tiga
macam gempa bumi yang kita kenal, yaitu gempa tektonik, gempa vulkanik dan
gempa runtuhan. Gempa runtuhan jarang terjadi dan hanya terjadi di daerah
kapur. Berikut ini adalah penjelasan mengenai gempa bumi tektonik dan gempa
bumi vulkanik.
Gempa
tektonik terjadi karena adanya pelepasan tenaga akibat adanya pergeseran
lempeng. Teori lempeng tektonik (tectonic plate) menjelaskan bahwa bumi terdiri
dari beberapa lapisan batuan, yang sebagian besar lapisan kerak bumi akan
hanyut dan mengapung pada lapisan batuan di bawahnya. Lapisan kerak bumi akan
bergerak perlahan sehingga terpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lain. Hal
inilah yang menyebabkan terjadinya gempa bumi tektonik. Contoh gempa tektonik
pernah menghancurkan kota Yogyakarta pada tahun 2006 lalu.
Gempa bumi
gunung berapi atau gempa vulkanik (volcanic earthquake) terjadi akibat adanya
aktivitas vulkanisme gunung berapi. Pola persebaran titik gempa vulkanik berada
dekat atau mengikuti jalur gunung berapi, seperti rangkaian pegunungan di Pulau
Sumatera dan Jawa, Pegunungan Cascade di barat laut Pasifik Jepang, dataran
Tinggi Islandia, titik merah gunung berapi, dan Hawaii.
Penyebab terjadinya gempa bumi
Pada umumnya
gempa bumi terjadi akibat adanya pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan
lempeng bumi yang bergerak. Semakin lama tekanan lempeng tersbeut semakin kuat
getaran yang akan ditimbulkan. Apabila tekanan tersebut tidak dapat ditahan
oleh tepi lempeng yang ditabraknya, terjadilah gempa bumi.
Gempa bumi
dengan tingkat kerusakan paling kuat biasanya terjadi di daerah pertemuan
lempeng. Gempa tersebut terjadi karena lapisan litosfer tertekan ke dalam dan
mengalami tahap peralihan pada kedalaman lebih dari 600 km. Selain itu, gempa
bumi vulkanik juga terjadi di jalur
pegunungan api. Bahkan, gempa tersebut dapat menjadi pertanda bahwa akan
terjadi letusan gunung berapi.
Letak
Indonesia yang berada di antara tiga lempeng utama dunia (lempeng
Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik) serta berada di jalur cincin api dunia
(world ring of fire) menjadikan sebagian besar wilayah Indonesia rawan terjadi
gempa vulkanik maupun tektonik.
Dampak gempa bumi terhadap lingkungan alam dan sosial
Gejala alam
seperti gempa bumi sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup, terutama
manusia. Gempa vulkanik dapat diketahui sumbernya, yaitu melalui aktivitas
vulkanisme. Tidak dapat diperkirakan kapan dan di mana lokasi gempa bumi tektonik terjadi. Gempa ini
dapat mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan kerusakan harta benda serta
lingkungan.
Berdasarkan
pengalaman, dampak negatif akibat gempa bumi di beberapa wilayah Indonesia
serta belahan negara di dunia adalah
adanya korban jiwa sehingga mengancam keberlangsungan kehidupan penduduk
dan lingkungan hidupnya. Korban meninggal akibat gempa bumi umumnya terjadi
akibat terkubur reruntuhan, terhantam serpihan atau puing, kebakaran, dan
lain-lain.
Kerusakan
lingkungan di wilayah yang dilanda gempa bumi antara lain adalah kerusakan
pemukiman, bendungan, gedung, perindustrian, sarana transportasi, dan
lain-lain.
Demikianlah
penjelasan mengenai pengertian gempa bumi, macam-macam gempa bumi, tanda-tanga
terjadinya gempa bumi, penyebab gempa bumi, dan dampak gempa bumi terhadap
lingkungan dan masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar